Sunday 20 November 2016

Aku Menangis Karna Aku Mencintaimu partI

Haaii, sodara ku. Aku mencintai mu, sungguh ini bukan hanya wacana atau hanya sebuah kata kata.

Aku sangat mencintaimu, entah apa dan karna apa. Tak biasanya aku tak membuka sosmed facebook ku, tak biasanya..

Hari ini sungguh aku bosan, aku membuka akun facebook ku ketika mata pelajaran dimulai, aku tak pedulikan pelajaran hari ini aku hanya sedikit sedikit melihat ke arah teman - teman ku yang sedang presentasi. Aku membuka akun facebook ku, tak tau yang aku lakukan. Aku hanya melihat beberapa foto dari teman facebook yang selalu aktif.

"Wafi nyalain woy" jerit ku dalam batin "ah ini mapel, tak peduli lah"

Scroll scroll....

"Weww wifi kemana? Sodara perempuanku uploads foto wew, loads loads..."

Lama aku menunggu, realoads berkali kali.

Dieeng.... Bel istirahat berbunyi, akhirnya..
Lanjut setelah aku sholat dluha huh scroll xixix. Akhirnya setelah realods selese. Air mata luntur dipipi ku, deras, mengalir tak berhenti layaknya air terjun.

Seketika aku memojok, menangis. Aku menangis bukan karna alay sok atau apapun. Karna aku sayang dirimu, jauh rasa nya jika usia ku baru menginjak 17 tahun, tapi aku ingin masa depan ku (akhirat) bersama mu dan keluarga lainnya.

Aku hanya tak ingin, aku menjadi musuh kalian (keluargaku) hanya karna aku tak mengingkatkan hal yang kalian lakukan salah di mata Allah. Sungguh tak ada rasa sok pintar atau rasa meng gurui. Ini ku lakukan hanya aku mencintai mu (sister).

Hingga akhir istirahat ke dua ini, masih saja aku menangisi saudara perempuanku ini, iya mbak. Itu mbak, yang tak akan pernah bosan di 1/3 malam ku aku mendoakan agar kau tetap yang seperti aku kenal. Sungguh tak akan lelah aku mendoakan mu.

-I'm the litle sister useless or u, but i just wanna my sister " to be likes the dad and mom wants"-

Monday 7 November 2016

Ku Titipkan Cintaku Pada Allah II

Sampai suatu ketika dengan kau mencoba untuk genggam tanganku. Rasanya benci, jengkel, ingin aku menjauhi mu. Namun sungguh kau mempunyai hati sebaik pangeran yang ku dambakan, aku pun kembali meng kagumimu.

Rindu rasanya masa itu, dimana aku masih mendengar suara mu, masih bercanda dengan enaknya, masih juga saling memberi semangat, bahkan saling mengingatkan hal hal baik yang perlu di lakukan. Rinduuuu..

Hijrah mu pun? Yang membuat mu jauh dariku, namun aku bersyukur. Aku bisa membuatku setauhid ini. Sungguh kau bukan pria yang aku kira sebelumnya. Lanjutkan hijrahmu, disini aku akan mengingatkan hal hal baik yang harus kamu lakukan, meski tak melalui pesan atau bersuara.

Ingin ku dahului mengirim pesan suara ke padamu, namun aku gengsi. Sangat takut pula kau membenciku seperti ini, rasanya tak pantas aku di depanmu. Sungguh aku wanita yang buruk, selalu berprasangka pada pria sebaik kamu. Lakukan apa yang kamu suka, ingat aku pernah berpesan padamu "jangan buat waktu" itu.. Itu yang kau harus tancapkan pada dirimu.

Dan, aku sangat membencimu ketika kau berbicara bahwa kau menganggu kegiatanku, sungguh aku sangat membenci itu. Percaya padaku, justru gangguan mu yang ku tunggu.

Terimakasih, terimakasi sudah membuatku sekagum ini pada mu. Takkan pantas orang semunafik ku menjadi pelengkap tulang rusukmu:) hati ini rasanya.

Dan suatu ketika rasa ini semakin terkuak olehku, semakin aku mengkagumi mu dengan pengharapan tinggi, sungguh aku tak ingin ada diposisi ini. Namun beberapa hari setelah itu, kau mulai berbohong kepadaku.

Ketika kau berbicara bahwa kau telah tidur, namun sebenarnya kau pergi dengan seseorang. Sungguh semua wanita tak ingin diperlakukan layaknya seekor anjing yang dibohongi terdapat makanan di kandangnya.

Seketika itu aku mulai ingin menjauhimu, ingin rasaku jauh dari mu dan ku tetaskan pengharapan ku pada Allah. Berbicara ini bukan saat nya untuk aku mengkagumi seseorang yang berlebihan.

Hari demi waktu demi detik, aku mulai menjauhi mu. Rasanya aneh, aku tak sepeduli itu padamu. Namun sejujurnya aku ingin bercerita banyak tentang sekolahku, tentanh sahabat sahabatku, sunggu banyak yang ingin ku ceritakan.
Namun sedikit kau gores kan kekaguman ini.

Dan sejak itu, meski sedikit yang kau goreskan, goresan itu kembali mengering hingga sembuh. Bahagia ketika kau sudah menjadi yang ku harapkan. Sempat, aku tak ada waktu untuk membalas pesanmu. Namun aku selalu berusaha membalasnya dengan cepat.

Setelah itu, kau menjauh sekarang. Aku tak tau penyebabnya, namun aku pun sadar bahwa aku hanya anak SMA yang memiliki sifat anak anak dan manja. Itu yang membuatmu jauh dariku, atau bahkan kau mempunyai fikiran aku hanya mempermainkan mu, tidaak!!! Aku tak sejahat itu..


Saturday 5 November 2016

Ku Titipkan Hatiku pada Allah

Semua, hampir semua cowo tak mau berjuang lama menunggu ku. Terutama kau. Aku tak akan sungkan memilih yang terbaik, aku pun tak akan sungkan berbicara "ur my priorities" takkan! Jika aku pernah berbicara itu kepadamu. Aku tak main main, yakin lah itu susah untukku fikirkan.
Ku jatuhkan hatiku untukmu bukan hanya sekedar ku mencintai fisikmu, namun aku mencintai ketulusanmu, perhatianmu, kepedulian, keimanan, dan kebaikan lainnya.

Dan jika kau sudah lelah untuk berjuang mendapatkan ku, tak tak segan pula untuk pergi. Aku takkan salah memilih orang lagi, yang aku yakin adalah kau namun jika kau menemukan yang terbaik, kejar ia tinggalkan aku. Aku akan menerimanya, mungkin aku tak terbaik untukmu dan mungkin saja aku terbaik untuk orang lain. Aku menilai mu baik, namun Allah yang tau hati mana yang pantas jatuhkan cintaku.

Aku tak sebaik yang kau fikirkan, aku masih seburuk yang ada pada hatiku, namun Allah menutupi keburukannku di hadapanmu agar aku dan kau berharap menjadi 1, namun yakinlah. Allah akan menjatuhkan hatiku kepada orang yang baik menurut Allah begitupun kau.

Jika kau pergi, akan ku jaga hati ini sampai kau benar benar tak kembali di hidupku. Jika kau benar benar tak kembali, semoga kau dipertemukan seseorang yang seperti dalam mimpi indah mu. Seorang yang sesuai keinginan hatimu.

Namun jika itu terjadi, sungguh berat rasa nya. Selama ini memang aku tak menunjukkan jika aku meng kagumi mu, sungguh saat ini penyesalan hatiku masih saja terkuak.

Terkadang aku teringat, Allah sudah menuliskan siapa yang menjadi pelengkap tulang rusukmu. Dan aku pun semakin teringat akan satu hal, bahwa aku masih saja menginginkan posisi sebagai pelengkap tulang rusukmu.

Selama ini aku hanya "test test dan test" aku masih tak ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan untukmu. Entah, aku hanya egois dan berfikir terlalu munafik. Hingga saat ini aku menyesal ketika kau pergi menjauh bahkan tak ingin mendekat se inch saja.

Aku mengerti, bahkan aku sangat mengerti. Aku kehilangan orang sebaik kau yang punya impian besar untukku. Sungguh ini bukan yang pertama kali seorang pria berbicara ingin punya niat baik kepadaku, namun kau punya iman bukan seperti yang sebelumnya.

Jika difikir 2kali, maka aku sangat meminta maaf kepada Allah kenapa aku masih mengharapkan cintaku kepada orang yang belum tentu ingin berjuang bersamanku sampai aku dan dia menua...