Sampai suatu ketika dengan kau mencoba untuk genggam tanganku. Rasanya benci, jengkel, ingin aku menjauhi mu. Namun sungguh kau mempunyai hati sebaik pangeran yang ku dambakan, aku pun kembali meng kagumimu.
Rindu rasanya masa itu, dimana aku masih mendengar suara mu, masih bercanda dengan enaknya, masih juga saling memberi semangat, bahkan saling mengingatkan hal hal baik yang perlu di lakukan. Rinduuuu..
Hijrah mu pun? Yang membuat mu jauh dariku, namun aku bersyukur. Aku bisa membuatku setauhid ini. Sungguh kau bukan pria yang aku kira sebelumnya. Lanjutkan hijrahmu, disini aku akan mengingatkan hal hal baik yang harus kamu lakukan, meski tak melalui pesan atau bersuara.
Ingin ku dahului mengirim pesan suara ke padamu, namun aku gengsi. Sangat takut pula kau membenciku seperti ini, rasanya tak pantas aku di depanmu. Sungguh aku wanita yang buruk, selalu berprasangka pada pria sebaik kamu. Lakukan apa yang kamu suka, ingat aku pernah berpesan padamu "jangan buat waktu" itu.. Itu yang kau harus tancapkan pada dirimu.
Dan, aku sangat membencimu ketika kau berbicara bahwa kau menganggu kegiatanku, sungguh aku sangat membenci itu. Percaya padaku, justru gangguan mu yang ku tunggu.
Terimakasih, terimakasi sudah membuatku sekagum ini pada mu. Takkan pantas orang semunafik ku menjadi pelengkap tulang rusukmu:) hati ini rasanya.
Dan suatu ketika rasa ini semakin terkuak olehku, semakin aku mengkagumi mu dengan pengharapan tinggi, sungguh aku tak ingin ada diposisi ini. Namun beberapa hari setelah itu, kau mulai berbohong kepadaku.
Ketika kau berbicara bahwa kau telah tidur, namun sebenarnya kau pergi dengan seseorang. Sungguh semua wanita tak ingin diperlakukan layaknya seekor anjing yang dibohongi terdapat makanan di kandangnya.
Seketika itu aku mulai ingin menjauhimu, ingin rasaku jauh dari mu dan ku tetaskan pengharapan ku pada Allah. Berbicara ini bukan saat nya untuk aku mengkagumi seseorang yang berlebihan.
Hari demi waktu demi detik, aku mulai menjauhi mu. Rasanya aneh, aku tak sepeduli itu padamu. Namun sejujurnya aku ingin bercerita banyak tentang sekolahku, tentanh sahabat sahabatku, sunggu banyak yang ingin ku ceritakan.
Namun sedikit kau gores kan kekaguman ini.
Dan sejak itu, meski sedikit yang kau goreskan, goresan itu kembali mengering hingga sembuh. Bahagia ketika kau sudah menjadi yang ku harapkan. Sempat, aku tak ada waktu untuk membalas pesanmu. Namun aku selalu berusaha membalasnya dengan cepat.
Setelah itu, kau menjauh sekarang. Aku tak tau penyebabnya, namun aku pun sadar bahwa aku hanya anak SMA yang memiliki sifat anak anak dan manja. Itu yang membuatmu jauh dariku, atau bahkan kau mempunyai fikiran aku hanya mempermainkan mu, tidaak!!! Aku tak sejahat itu..
No comments:
Post a Comment