Friday 29 May 2015

Kerajaan Singasari



Kerajaan Singasari

          Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan Hindu Budha yang ada di kawasan Jawa
Timur. Kerajaan ini terletak di kawasan kota Malang, dan diperkirakan berpusat di kawasan Singosari. Berdiri pada tahun 1222, Singasari hanya sempat bertahan hingga tahun 1292 sebelum mengalami keruntuhan.
Kerajaan Singasari memiliki nama resmi yaitu kerajaan Tumapel. Hal ini diketahui berdasarkan prasasti Kudadu. Ibu kota Tumapel terletak di kawasan bernama Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Kadiri dengan bupati bernama Tunggul Ametung.

Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya. Selanjutnya
Ken Arok menikahi Ken Dedes yang merupakan mantan istri Tunggul Ametung. Ken
Arok kemudian ingin melepaskan Tumapel dari Kediri. Dan ini terbantu ketika terjadi
perseteruan antara kaum brahmana dan raja Kediri, yaitu Kertajaya. Para brahmana ini
lantas bergabung dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel
bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. versi
pertama adalah versi Pararaton yang menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan
Singasari yang digantikan oleh Anusapati (1247-1249). Anusapati diganti oleh Tohjaya
(1249-1250) yang diteruskan oleh Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250-1272).
Terakhir adalah Kertanegara yang memerintah sejak 1272 hingga 1292.
Sementara pada versi Negarakretagama, raja pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga
Rajasa Sang Girinathapura (1222-1227). Selanjutnya adalah Anusapati (1227-1248),
yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248-1254). Terakhir adalah Kertanagara (1254-13



1292). Dalam versi Pararaton, data tersebut didapat melalui Prasasi Kudadu. Sementara
untuk Negarakretagama, tersebutkan dalam prasasti Mula Malurung.
Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan yang pernah menancapkan tajinya
dalam sejarah kerajaan di Indonesia. Kerajaan Singasari ini didirikan oleh Ken Arok
pada tahun 1222. Sepak terjang Kerajaan Singasari di nusantara ini berakhir pada tahun
1292.
Menurut sejarah, Kerajaan Singasari ini berada di daerah Jawa Timur. Diperkirakan,
lokasi tepatnya Kerajaan Singasari berada di daerah Singosari, Malang. Kerajaan
Singasari ini termasuk kerajaan hindu yang pernah ada di nusantara. Awalnya, Kerajaan
Singasari adalah Kerajaan Tumapel yang kemudian berubah menjadi Kerajaan Singasari
karena nama Singasari lebih tekenal dibandingkan dengan nama Tumapel.

2.3.3.1 Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Singasari
Sejarah awal Kerajaan Singasari berawal dari tahun 1222. Pada tahun itu, Ken Arok
mendirikan Kerajaan Singasari. Pendirian Kerajaan Singasari oleh Ken Arok ini
berawal dari Ken Arok yang berhasil menggulingkan Tunggul Ametung yang saat
itu menjabat sebagai akuwu Tumapel. Akuwu adalah gelar kepemimpinan saat itu
yang setara dengan lurah. Tumapel sendiri merupakan daerah asal Kerajaan
Singasari berdiri.
Setelah Ken Arok berhasil membunuh Tunggul Ametung, jabatan akuwu ini diambil
alih oleh Ken Arok. Tunggul Ametung sendiri dibunuh oleh Ken Arok menggunakan
keris buatan Mpu Gandring. Nasib pembuat keris, Mpu Gandring pun naas, pembuat
keris itu dibunuh oleh Ken Arok menggunakan keris yang sama saat membunuh
Tunggul Ametung.
Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok pun menikahi istri Ken Arok, yaitu
Ken Dedes. Selanjutnya, Ken Arok berniat melapaskan Tumapel dari kekuasan
Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya. Pada 1254, terjadi perseteruan antara
kaum brahmana dengan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Raja Kertajaya. 14



Kaum brahmana memilih bergabung dengan Ken Arok. Setelah kaum brahmana
begabung dengan Ken Arok, kemudian Ken Arok diangkat menjadi raja pertama
Kerajaan Tumapel yang bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Setelah Kerajaan Tumapel memiliki raja yang dipimpin oleh Ken Arok, Perang
antara Kerajaan Kediri dengan Kerajaan Tumapel pun terjadi. Perang antara kedua
kerajaan itu terjadi di Desa Ganter. Peperangan antara Kerajaan Kediri dengan
Kerajaan Tumapel pun dimenangkan oleh Kerajaan Tumapel. Kemenangan Kerajaan
Tumapel atas Kerajaan Kediri ini membuat Ken Arok segera memproklamasikan
berdirinya kerajaan baru yang bernama Kerajaan Singasari.
Berdasarkan Prasasti Kadudu, awalnya Kerajaan Singasari bernama Kerajaan
Tumapel. Kerajaan Tumapel ini beribu kota di Kutaraja. Kemudian, pada saat
Kerajaan Tumapel dipimpin oleh Wisnuwardhana atau bertepatan pada tahun 1253,
ibu kota Kerajaan Tumapel diubah menjadi Singasari. Setelah ibu kota kerajaan
menjadi singasari, namanya pun berubah menjadi Kerajaan Singasari karena nama
singasari lebih terkenal daripada Kutaraja.

Menurut kitab Negarakretagama, pendirian Kerajaan Tumapel terjadi pada tahun
1222, tahun yang sama yang disebutkan dalam prasasti kadudu. Namun, dalam kitab
Negarakretagama, tidak disebutkan Ken Arok sebagi pendiri Kerajaan Tumapel
sebagai cikal bakal Kerajaan Singasari. Dalam kitab itu disebutkan pendiri kerajaan
tumpael sebagai cikal bakal Kerajaan Singasari adalah Ranggah Rajasa Sang
Ghirinaputra. Sang pendiri itu berhasil megalahkan Kerajaan Kediri yang dipimpin
oleh raja Kertajaya.
Sumber sejarah yang meyebutkan keberadaan Kerajaan Singasari antara lain
Negarakretagama dan Pararaton (kitab raja-raja). Kedua kitab yang bersejarah itu
berisikan sejarah raja-raja Jawa hingga Kerajaan Singasari. Dalam kedua kitab
tersebut, disebutkan bahwa raja-raja Majapahit adalah keturunan Kerajaan Singasari.
Selain kedua kitab tersebut, ada benda sejarah yang membuktikan keberadaan
Kerajaan Singasari. Benda sejarah itu berupa prasati dan candi. Candi dan prasasti
tersebut menceritakan perjalanan Kerajaan Singasari. Dalam pararaton, disebutkan
bahwa raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari antara lain Ken Arok 
(1222-1227), Anusapati (1227-1248), Tohjaya (1248), Ranggawuni (1248-1268),
dan Kertanagara (1268-1292).

Menurut kitab Negarakretagama, awah pendiri kerjaan singasari sering dipuja
dengan Siwa. Sementara itu, menurut Pararaton meyebutkan bahwa sebelum Ken
Arok menyerang Kerajaan Kediri, Ken Arok mendapatkan julukan Bhatara Siwa.
2.3.3.2 Perebutan Kekuasaan dalam Kerajaan Singasari
Setelah Ken Arok menjabat sebagai raja pertama yang menguasai Kerajaan
Singasari, Ken Arok mendapatkan gelar Sri Ranggah Rajasa Amurwahbumi. Saar
Ken Arok berkuasa, Kerajaan Singasari memperoleh ketenaran dan nama besarnya
dalam dunia kerajaan di nusantara.
Namun, pemerintahan Ken Arok dalam memerintah Kerajaan Singasari hanya
berlangsung selama 5 tahun. Pada 1227, Ken Arok dibunuh oleh anak tirinya yang
bernama anusapati. Kemudian, abu jenazah Ken Arok disimpah di candi
Kagenengan di selatan Kerajaan Singasari.
Setelah Anusapati membunuh Ken Arok, posisi raja dari Kerajaan Singasari pun
dikuasai oleh Anusapati. Namun, kekuasaan Anusapati berakhir pada 1248.
Kekuasaan Anusapati berakhir ditangan orang suruhan Tohjaya. Anusapati sebagai
raja Kerajaan Singasari dibunuh saat Anusapati beradu ayam. Raja Anusapati
memang dikenal sebagai raja Kerajaan Singasari yang gemar beradu ayam.
Setelah Anusapati dibunuh oleh orang suruhan Tohjaya, jenazah Anusapati
dimakamkan di Candi Kidal di sebelah tenggara Malang. Pembunuhan Anusapati ata
oleh Tohjaya ini merupakan bentuk balas dendam Tohjaya atas kematian ayahnya,
Ken Arok.
Selanjutnya, Tohjaya pun menjadi raja Kerajaan Singasari. Namun sayang,
kekuasaan Tohjaya dalam memimpin Kerajaan Singasari hanya sebentar.
Kekuasaannya berakhir pada 1248. Kekuasaannya berakhir karena Tohjaya dibunuh
oleh anak Anusapati yang bernama Ranggawuni. 16



Pada 1268, raja Kerajaan Singasari, Raja Ranggawuni wafat. Abu jenazah
Ranggawuni dimakamkan di dua tempat, yaitu di Weleri di dekat Blitar sebagai
Dewa Siwa dan di Candi Jago sebagi sang Budha. Kekosongan posisi raja dalam
Kerajaan Singasari ini membuat putera ranggawuni yang bernama Kertanagara
menggantikan posisi ayahnya untuk memerintah Kerajaan Singasari.
Pada masa kepemimpinan Kertanagara, Kerajaan Singasari berhasil membawa
Kerajaan Singasari menuju puncak kejayaan. Raja Kertanagara mengeluarkan
kebijakan untuk urusan dalam negeri Kerajaan Singasari, misalnya menganti atau
memindahtugaskan pejabat yang tidak loyal kepadanya. Selain itu, raja Kertanagara
pun mengeluarkan kebijakan dengan memberi penghargaan kepada lawan politiknya.
Contohnya, mengangkat Jayakatwang sebagai Adipati Kediri.

Di bawah kepemimpinan Kertanagara, Kerajaan Singasari melakukan ekspansi ke
luar negeri. Contoh invasi yang dilakukan Kerajaan Singasari saat kepemimpinan
Kertanagara adalah menaklukan wilayah-wilayah yang ada di Sumatera dan
Semenanjung Melayu. Ekspansi wilayah kekuasaan yang dilakukan oleh
Kartanagara bernama Pamalayu. Ekspansi wilayah Kerajaan Singasari itu terjadi
pada 1275.

Namun, ekspansi kekuasaan yang dilakukan oleh Kerajaan Singasari di bawah
kepemimpinan raja Kertanagara membuat keamanan wilayah dalam negeri Kerajaan
Singasari menjadi lemah. Lemahnya keamanan ini disebabkan banyaknya tentara
Kerajaan Singasari yang dikirim untuk melakukan ekspansi di Sumatera dan
Semenanjung Melayu.
Kelemahan keamanan dalam negeri Kerajaan Singasari ini dimanfaatkan oleh
musuh-musuh Kerajaan Singasari untuk meyerang Kerajaan Singasari. Pada 1292,
Jayakatwang dari Kediri menyerang Kerajaan Singasari. Dalam penyerangan itu, raja
Kertanagara terbunuh beserta pada pembesar-pembesarnya.
Namun, keempat putri Kertanagara beserta menantunya, Raden Wijaya selamat.
Pemakaman Kertanagara dilakukan di dua tempat, yaitu sebuah candi di Tretes,
Malang dan di Candi Singasari deket Malang.

Politik Dalam Negeri:
1. Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata
digantikan oleh Aragani, dll.
2. Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra
Jayakatwang (Raja Kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya.
3. Memperkuat angkatan perang.

Politik Luar Negeri:
1. Melaksanakan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan melayu serta
melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
2. Menguasai Bali.
3. Menguasai Jawa Barat.
4. Menguasai Malaka dan Kalimantan.
2.3.3.3 Keruntuhan Kerajaan Singasari

Sebagai sebuah kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung
singkat. Hal ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi di lingkup istana
kerajaan yang kental dengan nuansa perebutan kekuasaan.
Masa kejayaan kerajaan Singasari berada di masa pemerintahan Kertanegara. Namun
di sisi lain, pada masa Kertanegara pulalah, Singasari mengalami masa kehancuran.
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Dharmasraya yang merupakan penguasa
Sumatra berhasil ditundukkan melalui ekspedisi Pamalayu. Salah satu buktinya
adalah arca Amoghapasa sebagai tanda hubungan kedua kerajaan. Selain Sumatra,
Kerajaan Bali pun ditundukkan oleh Kertanegara pada tahun 1284.
Salah satu bukti kebesaran Kerajaan Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara
adalah saat dirinya menolak permintaan Kubilai Khan. Saat itu, Kubilai Khan 18 meminta Kertanegara mengakui kekuasaan Mongol. Namun permintaan tersebut
ditolak oleh Kertanegara. Di sisi lain, strategi penaklukan wilayah di luar Jawa berdampak pada lemahnya
pertahanan dalam negeri kerajaan Singasari. Sebab angkatan perang mereka banyak
dikirimkan ke luar pulau guna mendukung strategi penaklukan kerajan lain.
Akibatnya, ketika terjadi pemberontakan oleh bupati Gelang-gelang yaitu
Jayakatwang, Kerajaan Singasari tidak lagi memiliki kekuatan. Akhirnya
Kertanegara yang merupakan sepupu, ipar dan sekaligus besan Kertanegara berhasil
mengalahkan Kerajaan Singasari dan Kertanegara terbunuh.
Jayakatwang kemudian memindahkan kerajaan baru di Kediri. Dan bersama itu pula,
sejarah kerajaan Singasari pun usai.

2.3.3.4 Hubungan Kerajaan Singasari dengan Majapahit
Pararaton, Nagarakretagama dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya, cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanegara lolos dari maut. Berkat bantuan
Aria Wiararaja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh
Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang
pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka
dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah
Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol
keluar dari tanah Jawa. Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit
sebagai kelanjutan Singasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa
Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.

2.3.3.5 Silsilah Raja-raja Kerajaan Singasari
Ada perbedaan silsilah raja-raja Kerajaan Singasari. Perbedaan tersebut antara kitab
pararaton dan kitab Negarakretagama. Berikut ini silsilah Kerajaan Singasari
menurut pararaton.
• Ken Arok (1222-1227).
• Anusapati (1227-1249).
• Tohjaya (19249-1250).
• Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250-1272).
• Kertanagara (1272-1292)
Sementara itu, silsilah raja Kerajaan Singasari menurut Negarakretagama berbeda
dengan pararaton. Berikut ini silsilah raja-raja Singasari menurut Negarakretagama.
• Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222-1227).
• Anusapati (1227-1248).
• Wisnuwardhana (1248-1254).
• Kertanegara (1254-1292).
  

No comments:

Post a Comment