Tuesday 2 June 2015

Makalah BIOLOGI Pengaruh Detergen Terhadap Pertumbuhan Ikan Kecil di Sungai

Pengaruh Detergen Terhadap Pertumbuhan Ikan Kecil di Sungai









                         Disusun oleh:
1.      Alfiyatul Rochmani                (02)
2.      Andi Sayyid Z.                       (03)
3.      Dinda  Ika                               (15)
4.      Mahdea Rahma S.                   (24)
5.      Nur Hananiyah P.K.N            (29)
6.      Rini Ayu A.                            (31)
7.      Sri Rahayu N.                         (34)
8.     Sulastri Ningsih                       (35) 

SMA MUHAMMADIYAH 3 TULANGAN– SIDOARJO
                                    2014 – 2015



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

1.1.1        Latar Belakang Detergen

    Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta sifat tidak membentuk endapan  dengan ion-ion logam divalen dalam air sadah. Deterjen merupakan garam natrium dari asam sulfonat.
   Deterjen dalam kerjanya dipengaruhi  beberapa hal, yang terpenting adalah jenis kotoran yang akan dihilangkan dan air yang digunakan. Deterjen, khususnya surfaktannya, memiliki kemampuan yang unik untuk mengangkat kotoran, baik yang larut dalam air maupun yang tak larut dalam air. Salah satu ujung dari molekul surfaktan bersifat lebih suka minyak atau tidak suka air, akibatnya bagian ini menetrasi kotoran yang berminyak. Ujung molekul surfaktan satunya lebih suka air,
bagian inilah yang berperan mengendorkan  kotoran dari kain  dan mendispersikan kotoran.

1.1.2        Latar Belakang Pertumbuhan Ikan Kecil di Sungai

      Ikan konsumsi yang saat ini banyak dibudidaya oleh masyarakat kita kebanyakan merupakan ikan pendatang (introduksi) dari negara lain. Padahal di Indonesia banyak jenis ikan yang potensial untuk dikembangkan  sebagai ikan budidaya, diantaranya ikan tambra (Tor tambra). Jenis ikan ini sudah dilirik oleh pengusaha untuk segera dijadikan sebagai ikan budidaya dan dapat dimanfaatkan secara luas. Salah satu anggota Cyprinidae yang potensial dikembangkan sebagai ikan budidaya adalah ikan tambra. Kerabat ikan tambra lebih dikenal dengan sebutan mahseer‟, selain itu dijuluki pula sebagai „Kings of the Rivers’atau raja sungai
karena ukuran tubuhnya bisa sangat besar. Melaporkan bahwa ukuran beberapa jenis ikan marga Tor dapat mencapai 100 cm dengan bobot > 30 kg. Ikan tambra termasuk ke dalam marga Tor dan di
Indonesia diketahui terdapat empat jenis, yaitu Tor tambroides, Tor tambra, Tor douronensis dan Tor soro. Di dunia terdapat 20 jenis ikan dari marga Tor yang tersebar di wilayah Asia.
    Populasi ikan tambra di alam sudah jarang, bahkan dikhawatirkan telah
mendekati kepunahan. Haryono  et al. Melaporkan bahwa  Tor spp.  tidak ditemukan pada lokasi HPH di Sungai Seturan, Melinau Kalimantan Timur Universitas Sumatera Utara. Pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau
berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai
pertambahan jumlah. Pertumbuhan itu merupakan proses biologis yang komplek dimana banyak faktor mempengaruhinya.



1.2    Rumusan masalah

1.1.1        Apakah detergen berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan kecil di sungai?
1.1.2        Bagaimana pengaruh detergen terhadap kondisi fisik ikan?


1.3    Hipotesis (Dugaan Sementara)
H0 = Detergen tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan kecil
H1 = Detergen berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan kecil

1.4    Tujuan
1)      Untuk mengetahui pengaruh detergen terhadap pertumbuhan ikan  kecil di sungai.
2)      Untuk mengetahui pengaruh detergen terhadap keadaan fisik ikan di sungai

1.5    Manfaat
     Dapat mengetahui bakteri yang terdapat di dalam detergen yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan kecil.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Pustaka
Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi karena telah tercemar oleh polutan. Misalnya air sungai yang tidak tercemar airnya masih murni dan alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemar oleh detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang hidup di sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai tersebut.
Polutan adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen termasuk polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis deterjen yang banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah deterjen anti noda. Deterjen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Rubiatadji, 1993). Lingkungan perairan yang tercemar limbah deterjen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.
Deterjen yang selama ini kita gunakan untuk mencuci pakaian sebenarnya merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia seperti fosfat, silikat, bahan pewarna dan bahan pewangi. Generasi awal deterjen pertama kali muncul dan mulai diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 1960-an dengan menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) sebagai penghasil busa.
Awalnya inovasi yang dianggap cemerlang ini mendapatkan respon yang menggembirakan. Namun seiring berjalannya waktu, ABS setelah diteliti lebih lanjut diketahui mempunyai efek destruktif (buruk) terhadap lingkungan yakni sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini menjadikan sisa limbah deterjen yang dikeluarkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya dan mengancam stabilitas lingkungan hidup kita.
Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang penggunaan zat ABS ini dalam pembuatan deterjen dan memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut Linier Alkyl Sulfonat atau lebih sering jika kita lihat di berbagai label produk deterjen yang kita pakai dengan nama LAS yang relatif lebih ramah lingkungan. Akan tetapi penelitian terbaru oleh para ahli menyebutkan bahwa senyawa ini juga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit terhadap lingkungan. Menurut data yang diperoleh bahwa dikatakan alam lingkungan kita membutuhkan waktu selama 90 hari untuk mengurai LAS dan hanya 50% dari keseluruhan yang dapat diurai.
Pembuangan limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa treatment sebelumnya, mengandung tingkat polutan organik yang tinggi serta mempengaruhi kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan merangsang pertumbuhan alga maupun tanaman air lainnya.Selain itu deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Ikan membutuhkan air yang mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang. Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. 


BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Waktu Penelitian
a)  Tempat
      Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah 3
b)  Waktu
Eksperimen dilakukan mulai dari jam 07.00 – 07.45

B.     Alat dan Bahan

a)      Bahan :
·         Air bersih
·         Ikan kecil
·         Detergen
·         Spatula
·         Gelas Beaker
·         Kertas

b)   Alat :
·         4 toples
·         Stopwatch
·         Spatula
·         Gelas Beaker
·         Neraca 4 Lengan
·         Sendok

C.    Cara Kerja :

a)    Sediakan 4 buah toples/gelas beaker, semua toples atau gelas diisi oleh air bersih 300ml
b)    Masukan 5 ekor ikan di setiap gelas/toples. Lalu masukan detergen kedalam gelas
ikan  ke dalam air bersih.
c)    Lihat perkembangan kondisi fisik ikan hingga terjadi perubahan.
d)   Buat laporan atas terjadinya perubahan yang terjadi pada fisik ikan.


F.     Metode Penelitian
Eksperimen

G.    Variabel Penelitian
a)         Variabel bebas      : Jenis air
b)        Variabel terikat    : Perkembangan ikan mas




H.    Definisi
a)         Air bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumbe rdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Air bersih merupakan lingkungan yang tepat untuk hidup ikan mas.
b)        Deterjen
Deterjen merupakan produk teknologi yang strategis, karena telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern mulai rumah tangga sampai industri. Di sisi lain, detergen harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti fungsi jangka pendek (short therm function) atau daya kerja cepat, mampu bereaksi pada suhu rendah, dampak lingkungan yang rendah dan harga yang terjangkau (Jurado et al, 2006).
c)         Ikan Mas
Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat di sembulka, di bagian mulut di hiasi dua pasang sungut yang kadang-kadang satu pasang di antaranya kurang sempurna dan warna badan sangat beragam.









BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
Waktu

Ikan dalam Air Tanpa Detergen

Ikan dalam Air Deterjen (Ikan 2) 0,5 gr detergen

Ikan dalam Air Detergen (ikan 3) 1 gr detergen

Ikan dalam air detergen (ikan 4) 5 gr detergen


07 : 05

Ikan bergerak lincah dan sehat.
Ikan berenang dengan lincah dan belum mengalami gejala apapun.
Ikan bergerak lincah dan sehat.
Ikan agak mengalami gangguan pernafasan

07 : 10
Ikan bergerak lincah dan sehat.
Ikan berenang dengan lincah namun seperti kekurangan oksigen

Ikan mulai lemas dan sulit mencari oksigen. 2 mati dan 3 masih hidup
Ikan kekurangan oksigen

07 : 15
Ikan bergerak lincah dan sehat.
Ikan mulai lemas dan sulit mencari oksigen.
1 mati dan 4 masih hidup
Ikan berenang mulai melambat dan ikan mengalami kejang-kejang
Ikan mati 2 dan 3 masih hidup namun kekurangan oksigen

07 : 20
Ikan bergerak lincah dan sehat.

Ikan mulai lemas dan sulit mencari oksigen. 2 mati dan 3 masih hidup
Ikan mulai lemas dan sulit mencari oksigen. 2 mati dan 3 masih hidup





Ikan berenang mulai melambat dan ikan mengalami kejang-kejang




07 : 25
Ikan bergerak lincah dan sehat.
Ikan mulai lemas dan sulit mencari oksigen. 2 mati dan 3 masih hidup
Ikan mulai lemas dan sulit mencari oksigen. 2 mati dan 3 masih hidup. Namun kekurangan oksigen dan yang lainnya kejang kejang.
insang ikan membengkak, terlihat keluar dan insang ikan berdarah.

07 : 30
Ikan bergerak lincah dan sehat dan tidak mengalami gejala apapun.
Ikan mulai kejang – kejang dan ikan mati 4 dan hidup 1
Ikan mati 4 dan hidup 1  namun kekurangan oksigen dan ingsang mulai berdarah
Sudah mati semua dan mengambang ke atas air


C.    Pembahasan
Ikan mas yang berada di air murni terus bergerak aktif, mata normal dan tidak mengalami gangguan apapun terhadap insangnya karena lingkungannya tidak tercemar. Sedangkan ikan lainnya berenang di air yang telah tercemari detergen, mereka mengalami gangguan pada organnya, terutama insang. Insangnya sampai membengkak dan mengeluarkan lendir dan darah. Ikan pun mulai bergerak lambat, akhirnya mengambang dan mati.
Mengapa insang ikan-ikan dalam limbah air detergen itu membengkak, dan mengeluarkan lendir? Jawabannya adalah difusi. Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Konsentrasi larutan detergen lebih tinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi dari larutan ke sel-sel pada insang ikan. Larutan detergen terus-menerus berdifusi ke sel-sel insang dan insang pun akhirnya membengkak. Lama kelamaan sel-sel insang mengalami plasmolisis (pecahnya sel) karena partikel detergen terus berdifusi. Karena selnya pecah, sitoplasma pun keluar sehingga insang ikan terlihat mengeluarkan lendir dan mengeluarkan darah. Setelah sel-sel insangnya pecah, tentu saja ikan kehilangan organ untuk bernapas sehingga akhirnya ikan-ikan pada limbah detergen lemas dan kemudian mati.






BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
Air yang tercemari detergen dapat mengancam kehidupan organisme yang hidup di dalamnya, salah satunya adalah ikan. Jadi dapat penulis simpulkan bahwa larutaan detergent sangat berpengaruh sekali terhadap kelangsungan hidup hidup ikan mas dan kondisi fisik ikan tersebut melemah bahkan hingga mati. Dampak dari kondisi tesebut maka akan menyebabkan populasi ikan-ikan di sungai berkurang.
 Selain ikan masih banyak organisme lain, seperti fitoplankton, zooplankton/protozoa, cyanobacteria dan lain-lain. Jika organisme-organisme seperti fitoplankton mati, maka zooplankton akan mati karena tidak ada makanan, ikan-ikan mas pun akan mati karena zooplankton yang biasa dimakan tidak ada. Dengan kata lain detergen dan polutan lainnya yang mencemari air dapat memusnahkan seluruh organisme yang hidup di dalamnya.
B.     Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca yaitu :
      Gunakanlah detergen sebijaksana mungkin, jangan buang air cucian ke perairan yang banyak organisme yang hidup di dalamnya.
      Gunakanlah ilmu pengetahuan kita untuk menciptakan solusi masalah ini, misalnya detergen yang ramah lingkungan.
      Untuk para peneliti selanjutnya di harapkan dapat membuah kan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.




DAFTAR PUSTAKA
Afri Yunia Pradani. 2011. Pengaruh Kadar Detergen dalam Air. (Online).http://afriyuniapradani.blogspot.com/2011/05/pengaruh-kadar-deterjen-dalam-air.html. Diakses pada tanggal 17 Mei 2013 Pukul 14.00 WIB.
Ahsan S. 2005. Effect of Temperature on Wastewater Treatment with Natural and Waste Materials [Original Paper] . Clean Technology Enviroment Policy. 7:198-202.
Chaca Tasya. 2012. Ikan Mas. (Online). http://cha2tasya.blogspot.com/2012/04/.html. Diakses pada tanggal 16 April 2013 Pukul 14.00 WIB.
Heryani. A, Puji, H. 2008. Pengolahan Limbah Deterjen Sintetik dengan Trickling Filter [Makalah Penelitian]. (Online).http://eprints.undip.ac.id Diakses pada tanggal 11 Mei 2013 Pukul 13.00 WIB.
Nepi Pujianti. 2011. Metode Ilmiah Pengaruh Larutan. (Online).http://nepipujianti.blogspot.com/2011/11/metode-ilmiah-pengaruh-larutan.html. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013 Pukul 13.00 WIB.
Sigid hariyadi. 2004. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air Dan Baku Mutu Air Limbah.
Soekidjo Notoatmojo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit PT Rineka Cipta.
Umi Purnama Mangetsu. 2012. Pengaruh Pencemaran Lingkungan Terhadap Mikroorganisme (ikan). (Online).http://umikireinapurnama.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-x-pengaruh-pencemaran.html. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013 Pukul 13.00 WIB.

Wiji Agustin Sasmita. 2012. PENGARUH KADAR DETERJEN TERHADAP KEMAMPUAN HIDUP IKAN MAS(Cyprinus Carpio). (Online).http//wijiagustinsasmita.blogspot.com/2012/10/Pengaruh kadar deterjen dalam air.10 oktober 2012 . Diakses pada tanggal 11 Mei 2013 Pukul 13.00 WIB.

No comments:

Post a Comment